Kalau Saja
Pada saat rehat pelatihan, seperti biasanya kami berkumpul di kamar tempat saya menginap. Pada waktu itu teman saya mengeluh, kalau saja tidak ada kemacetan pinjaman pasti maju PNPM ini. Teman saya yang lain membenarkan juga bahkan menambahkan kalau saja pinjaman kita menggunakan agunan yang jelas yakin tidak ada kemacetan. Saya jadi terpancing, sambil bergurau kata saya kalian semua tanggung mestinya kalau saja Pemkab terus memberikan subsidi operasional bagi UPK pasti beban operasional bisa berkurang. Atau lebih ekstrim lagi, kalau saja kita tidak jadi pengurus UPK pasti tidak memikirkan tunggakan orang lain. Teman-teman tertawa, walaupun sebenarnya tertawa getir mentertawakan diri sendiri.
Yah, “kalau saja”, dua kata ini nyaris tidak pernah terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Lazimnya digunakan untuk menggambarkan sebuah pengandaian atau kejadian yang secara fakta tidak terjadi. Dan umumnya, faktanya jauh lebih buruk dari yang diandaikan atau sebaliknya bisa saja lebih baik. Yang pasti gabungan kata tersebut menginformasikan sesuatu yang tidak realistis dan menggambarkan suasana ideal.
Saya kira wajar saja teman-teman pengurus berpikir demikian, karena “kalau saja” bisa jadi terapi kepenatan yang menekan. Tapi hidup penuh dengan “kalau saja” juga kurang baik karena tidak bisa menerima kenyataan. Yang pasti, kita semua harus belajar menyukai persoalan apa pun yang sedang kita hadapi. Karena tugas kita sebagai pengurus memang berikhtiar semaksimal mungkin mengelola program agar mampu keluar dari persoalan yang membelit. Hasil dari ikhtiar kita, biarkan orang lain menilai. Kalau pun tidak berhasil, itulah yang baru bisa kita lakukan. Tidak perlu cemas dan kehilangan optimisme.
Kita semua yakin dan percaya Allah Maha Mendengar, amiin.
Kang Ujang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar