Kader Pemberdayaan Sejati
Juinah |
Penghargaan untuk Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) terbaik di PPK/PNPM Mandiri Perdesaan mungkin sudah ada. Tetapi kalau ada penghargaan untuk KPMD terlama, barangkali Juinah pantas menerimanya. Bagaimana tidak? Sejak PPK masuk ke kecamatan Ciwaringin tahun 1998, dialah fasilitator desanya. Dan ketika tahun 2009, Kec. Ciwaringin mendapatkan PNPM masih tetap Juinah selaku KPMD di Desa Bringin. Dia seperti dilahirkan untuk menjadi kader di desa. Lihat saja kesibukannya, di samping sebagai KPMD, dia juga merangkap kader PKK, kader Posyandu, kader Dasawisma dan lain kegiatan di desanya. Belum lagi, ditambah side job sebagai “asisten” Bidan Desa saat menangani ibu-ibu melahirkan. Ketika “rehat” sebagai KPMD, tanggungjawabnya sebagai ketua kelompok SPP tetap dijalankan sebagaimana mestinya. Aktifitas sebagai kader desa seperti sudah menjadi hobinya. Pokoknya, hampir semua kegiatan di desa tidak pernah terlewatkan oleh Juinah.
Juinah saat melaksanakan tugasnya, setor SPP ke UPK "Amanat" Kec. Ciwaringin |
Hidup di tengah-tengah lingkungan yang konsumtif, karena tawaran menjadi TKW di luar negeri cukup menggiurkan. Tetapi Juinah tidak terpengaruh dan tetap percaya diri mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Buktinya, dua orang anaknya telah lulus S-1 dan semua dari PTN. Bahkan yang pertama telah diterima sebagai CPNS setahun yang lalu. Anak ketiganya sedang menyelesaikan semester akhir di IAIN. Dan yang terakhir masih duduk di kelas 3 SMAN I Ciwaringin. Ketulusan Juinah mendidik mereka terlihat dari kegigihan anak-anaknya untuk mengangkat derajat keluarganya.
Menapaki usianya yang ke-48, Juinah tetap optimis menjalani roda kehidupan. Sikapnya yang nrimo membuatnya seperti tidak punya beban menjalani hidup. Kesibukan sebagai kader pun tidak pernah luput. Sedangkan Kelompok SPP yang dibinanya, tetap eksis dengan 10 orang anggota. Saat ini, kelompok Telagamidang mengelola pinjaman sebesar 20 juta rupiah. Di kelompoknya, ia disegani karena kegigihannya dalam menjaga agar dapat mengembalikan tepat waktu. Termasuk, bagaimana dia menjaga hubungan dengan UPK dan semua kelembagaan yang terkait dengan PNPM di desanya.
Dalam kasus Juinah, barangkali memunculkan pertanyaan yang perlu dipikirkan jawabannya oleh semua pelaku PNPM. Apakah PNPM berhasil? Apakah Juinah memanfaatkan SPP untuk konsumtif atau produktif?. Yang jelas, Juinah mungkin hanya salah satu dari sekian banyak pemanfaat PNPM yang mengalami kasus serupa. (Buletin UPK, Nopember 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar