SELAMAT DATANG

BULETIN UPK CIREBON

Kunjungan Menkokesra RI (02/05/2010)

Kunjungan Menkokesra RI (02/05/2010)
Ketua Forum UPK sedang Menyerahkan Booklet PNPM Kab. Cirebon Kepada Menkokesra RI disaksikan oleh Bupati Cirebon
Powered By Blogger

Kamis, 18 November 2010

Profil UPK Susukan

Efisiensi Biaya untuk Mengejar Pertumbuhan
(Profil UPK Kecamatan Susukan)



Pengurus UPK dari kiri ke kanan : Fakhrudin, SE, Istiqomah, SE, Tardi, dan Suradi
Tahun 2003 adalah tahun pertama Kecamatan Susukan mendapatkan Program Pengembangan Kecamatan (PPK). Pada saat itu, kecamatan ini tidak terlalu optimis bisa mengembangkan UPK secara optimal sebagai lembaga keuangan milik masyarakat. Bagaimana tidak, modal awal yang diperoleh dari hasil keputusan MAD hanya sebesar 21,4 juta rupiah untuk UEP dan 95 juta rupiah untuk simpan pinjam perempuan (SPP). Dengan modal sebesar itu, UPK sebagai pengelola kegiatan harus ekstra hati-hati dan efisien. Sebab, rasio kecukupan modal awal untuk tetap bisa eksis, sekurang-kurangnya antara 250 – 300 juta rupiah. Setidaknya dibandingkan dengan UPK-UPK lainnya yang menerima program pada tahun yang bersamaan. Mengapa? Karena faktanya di Kabupaten Cirebon hampir sebagian besar lembaga keuangan yang dibentuk oleh program tidak mampu bertahan, salah satunya karena tidak tercukupinya rasio kecukupan modal awal.

UPK kecamatan Susukan mencoba membuktikan sebaliknya. Dengan modal awal hanya sebesar 116,4 juta rupiah, mampu melayani masyarakat dan bertahan hingga saat ini. Bahkan menurut data yang dirilis Fasilitator Kabupaten, UPK ini termasuk paling efisien diantara sejumlah UPK yang ada di Kabupaten Cirebon. Rata-rata penggunaan biaya operasional pertahun hanya sebesar 30-40% saja. Sedangkan, pertumbuhan dana di UPK ini menurut data tersebut cukup memuaskan. Per semester kedua tahun 2010 menunjukkan bahwa pertumbuhan dana UPK Susukan sebesar 50,65%. Sehingga, menempatkan UPK ini pada posisi kedua setelah Gempol dalam hal efisiensi biaya operasional. Dalam hal pertumbuhan dananya berada posisi ketiga di bawah Klangenan dan Kapetakan.
 
Menurut Ketua UPK Susukan, Fakhrudin, SE “ Pengurus berusaha seefisien mungkin menggunakan biaya operasional, karena kita mengejar pertumbuhan. Dengan harapan pelayanan kepada kelompok SPP maupun UEP bisa lebih optimal” katanya. Di samping pertumbuhan dana yang cukup baik, kerjasama kelembagaan yang terkait juga cukup kondusif. Sinergi antara Pengurus, Badan Pengawas dan BKAD berjalan efektif. Dengan tiga orang pengurus dan satu orang staf, UPK Susukan mampu menujukkan eksistensinya hingga tahun ketujuh. Hingga saat ini total asset produktif SPP/UEP yang dikelola UPK telah mencapai 1,1 milyar. Persentase pengembalian pinjamannya pun cukup memuaskan, yakni rata-rata di atas 93%.
Tentu keberhasilan tersebut tidak terlepas dari kinerja para pengurus. Saat ini UPK dengan nama “Mandiri” ini, dikelola oleh tiga orang pengurus, Fakhrudin, SE sebagai Ketua, Istiqomah, SE selaku bendahara, Tardi pada sekretaris dan ditambah seorang staf penagih yaitu Suradi. Sementara itu dalam hal pengawasan juga didukung oleh para tokoh masyarakat yang cukup berpengaruh di wilayahnya. Badan Pengawas yang diketuai oleh Nawawi, secara rutin melakukan pengawasan terutama dalam hal efisiensi pengunaan biaya operasional.
 
Memperhatikan perkembangan UPK “Mandiri”, tentu bisa menjadi inspirasi bagi UPK-UPK lain di Kabupaten Cirebon. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian adalah peribahasa yang mencoba dibuktikan oleh para pelaku PNPM di Kacamatan Susukan. Menurut Sekretaris UPK, Tardi “ Kami sendiri menganggapnya menanggapnya biasa saja. Maksudnya tidak ada kiat-kiat spesial yang kami terapkan selain mencoba taat azas dan aturan. Sehingga prosedur dan prinsip-prinsip PNPM dapat dijalankan sebagaimana mestinya” tuturnya. Masih menurut Tardi, sampai saat ini tidak kurang dari 175 kelompok UEP/SPP yang dilayani oleh UPK. Salah satu kelompok unggulannya adalah kelompok SPP “Soka”dari desa Ujunggebang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar